Kamis, 29 Agustus 2013

POTO AKHWAT UNTUK SIAPA DI PAJANG DI DUNIA MAYA INI ??


akhwat untuk siapa poto anda di pajang di fb ini


Tulisan ini hanya sekedar peringatan buat akhwaat yang masih suka memajang foto-fotonya di internet seperti di Blog, Situs Forum, khususnya di Facebook dimana sekarang hampir semua aktivis dakwah yang melek di internet mempunyai akun di situs pertemanan tersebut.



Dari pengamatan saya selama memiliki akun di Facebook yang paling membuat miris adalah banyaknya wanita berjilbab yang memajang foto mereka bahkan beberapa di antaranya ada yang close up. Dari profile mereka ketahuan bahwa sebagian besar dari mereka adalah aktivis dakwah. Bagi yang masih mempunyai foto yang diupload ke FB, FS ataupun lainnya maka saya sarankan untuk segera menghapusnya dengan pertimbangan berikut ini:



1. Anda bisa jadi korban pornografi
--------------------------------------------

Ketika Anda mengupload foto ke internet maka yakinlah foto tersebut sudah bukan milik Anda, tidak ada yang benar-benar privasi di dunia maya. Anda mungkin merasa aman karena foto tersebut tersimpan di akun Anda yang kapan saja kalau mau Anda bisa menghapusnya tapi itu hanya perkiraan Anda. Jutaan orang yang bisa mengakses ke profil Anda, mereka bisa mendownloadnya dan menyebarkannya di tempat lain. Jadi meskipun dikemudian hari Anda menghapusnya tapi ia sudah terlanjur menyebar dan mustahil bagi Anda untuk mencegahnya.


Hal yang paling ditakutkan adalah ketika orang-orang usil mendapatkannya dan “tergoda” untuk menjahili Anda. Ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang benci dengan Islam. Misalnya dengan memanipulasinya dan menjadikan Anda “Bintang Pornografi”. Dengan kecanggihan software pengolah gambar hal itu bisa dilakukan dengan waktu hanya beberapa menit. Setelah itu mereka bisa menebarnya ke ribuan link hanya dalam hitungan detik.


Hal ini sudah pernah terjadi pada seorang artis dimana foto syurnya beredar di internet, sampai-sampai harus menurunkan pakar telematika, Roy Suryo untuk membersihkan namanya dengan menjelaskan bahwa foto tersebut hasil manipulasi. Dan tidak dipungkiri bahwa banyak foto wanita berjilbab bahkan bercadar dengan tubuh telanjang yang bersiliweran di dunia maya, termasuk korbannya adalah salah seorang istri ustadz kondang.


Meski dengan mudah orang menebaknya sebagai sesuatu yang di rekayasa, tapi bukankah itu sudah cukup untuk menghinakan dan melecehkan, namun kitalah memberi peluang kepada orang Jahil tersebut untuk melakukannya. Nah, sebelum terlanjur hapus foto Anda dari dunia maya!



2. Anda pajang untuk siapa?
-------------------------------------

Ada pertanyaan bagi muslimah yang memajang fotonya di internet, foto itu Anda pajang untuk siapa?


Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan muslim dan muslimah untuk menjaga pandangannya dari lawan jenis yang bukan mahram. Tak sampai di situ Allah pun memerintahkan masing-masing kepada mereka untuk saling menjaga diri (An-Nur (24): 30-31). Di sini ada simbiosis mutualisme, jika seorang wanita yang menjaga dirinya dengan hijab yang syar’i maka dengan sendirinya laki lain juga akan terjaga pandangannya meski laki-laki tersebut tidak paham agama, nah bagaimana jika laki-laki tersebut juga paham akan agama tentu ia juga menjaga diri dan pandangannya. Sadar atau tidak mereka saling menguatkan dalam kebaikan, dan itulah mungkin maksudnya Allah menegaskan dalam firman-Nya bahwa laki-laki beriman dan wanita yang beriman adalah penolong bagi yang lainnya, dan mereka saling menguatkan dalam keimanan dan keta’atan (QS. at-Taubah (9) : 71.).


Ketika mengupload foto Anda di internet maka anda secara tak langsung telah “menandatangani kontrak” bahwa anda membebaskan siapapun bebas untuk memandang Anda tanpa terkecuali. Terus dimana penjagaan Anda terhadap kehormatan Anda dan orang lain?


Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah mengatakan bahwa seandainya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup dan melihat tingkah laku wanita pada zaman tersebut maka tentu beliau akan melarangnya untuk keluar rumah. Perkataan ini beliau katakan ketika para sahabat masih berada di tengah-tengah mereka dan mengajarkan ilmu kepada mereka, mereguk Islam seperti menikmati air langsung dari mata airnya, ketika para muslimah masih menjaga hijab-hijab mereka, bandingkanlah keadaan tersebut dengan sekarang ini dimana kebanyakan wanita sudah tidak bisa menjaga kehormatannya.


Wahai wanita malulah! Wahai para suami cemburulah! Wahai para orang tua jagalah anakmu dari kerusakan! Wahai para ikhwa yang akan menggenapkan separuh agamanya jagalah dirimu dan carilah wanita yang shalehah yang menjaga dirinya serta berlindunglah dari wanita yang masih suka “menjajakan” dirinya.

 firman Allah swt:
 
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَائِهِنَّ أَوْ ءَابَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”[al-Nuur:31]


Wallahu a’lam.

Semoga Bermanfaat

Selasa, 27 Agustus 2013

Belajar Dari Anak Kecil

Rabu, 28 August 2013 10:12

Add caption




  Vemale.com - Semua orang akan menjadi dewasa, namun banyak orang dewasa yang merindukan masa saat mereka masih kanak-kanak. Hal tersebut wajar terjadi karena waktu tak bisa dikembalikan dan hidup seringkali nampak melelahkan.
Ada kalanya kita tak hanya perlu mendidik anak yang masih kecil, melainkan juga perlu banyak sekali belajar dari mereka. Mari kita sejenak menjadi anak kecil dan merenungi 'keberhasilan' pendewasaan diri hingga hari ini.
Belajar Tertawa Dan Optimis
Kalau anak kecil seperti orang dewasa yang mudah putus asa, maka tak akan ada orang dewasa yang bisa berjalan di atas kakinya sendiri sekarang. Saat kita kecil, kita belajar berjalan, terhuyung, terjatuh, menangis. Lalu kemudian kita bangkit dan mengulanginya lagi sampai kita bisa dan tertawa lega.
Masalah apa yang solusinya tidak sama dengan latihan berjalan agar tidak terjatuh? Hidup ini adalah sebuah perjalanan yang kadang tersandung. Yang Anda perlukan hanya menghadapi dan melaluinya dengan tetap tersenyum dan optimis. Anda pasti bisa.
Melepaskan Dendam Dan Tidak Membesarkan Masalah
Bagi seorang anak, masalah dengan teman mainnya mungkin akan serius sekali hari itu. Namun ia akan melupakannya esok hari. Apa yang kita lakukan sekarang?
Hanya karena beda pendapat, kita bisa menilai seseorang dengan negatif kemudian tak mau lagi mendekati orang tersebut. Coba pikirkan lagi, sebegitu berhargakah sebuah dendam untuk dipertahankan? Atau, ini hanya masalah gengsi semata?
Percaya Pada Impian
Anak kecil memiliki banyak impian dan dunia imajinasi yang tak terbatas. Orang dewasa seringkali tersekat dengan logika dan realita. Namun ada baiknya Anda menjadi anak kecil yang percaya pada mimpi Anda.
Agar mimpi Anda yang mulia itu cukup berharga untuk dipertahankan, imbangi dengan usaha yang real. Percaya pada impian seperti anak kecil, berbeda dengan hidup dengan cara yang kekanak-kanakan.
Kadang orang dewasa tak lebih 'dewasa' dari seorang anak kecil. Kadang kita tak lebih jujur dan fair seperti anak-anak yang kita anggap belum tahu apa-apa. Menolehlah sejenak pada Anda yang masih kecil di masa lalu dan belajarlah darinya kebaikan yang tertinggal di masa kecil Anda

                                                                                                                (c) shutterstock.com